Tekno Drive – Meta secara resmi meluncurkan “Vibes”, sebuah fitur dan feed baru di dalam aplikasi Meta AI yang didedikasikan sepenuhnya untuk video pendek yang dibuat oleh kecerdasan buatan (AI). Diumumkan langsung oleh CEO Mark Zuckerberg pada Jumat (26/9), langkah ini dilihat sebagai upaya Meta untuk menciptakan pesaing TikTok versi AI.
Namun, alih-alih disambut antusias, peluncuran ini justru langsung dibanjiri reaksi negatif dan kebingungan dari para pengguna. Banyak yang mempertanyakan perlunya sebuah platform yang secara khusus menampung konten yang sering disebut sebagai “AI slop” (konten AI berkualitas rendah).
Dikutip dari Zona Malang, Fitur Vibes memungkinkan pengguna untuk membuat, me-remix, dan membagikan video pendek hasil kreasi AI. Saat menelusuri feed ini, pengguna akan disajikan konten dari kreator lain yang seiring waktu akan dipersonalisasi oleh algoritma. Hasil video kemudian dapat dibagikan ke Instagram dan Facebook. Untuk versi awal ini, Meta bekerja sama dengan generator gambar AI ternama seperti Midjourney.
Reaksi publik terhadap pengumuman Zuckerberg di Instagram sangat jelas. Komentar teratas berbunyi, “geng tidak ada yang menginginkan ini”, sementara komentar populer lainnya menyatakan, “Bro memposting ai slop di aplikasinya sendiri.” Sentimen ini menyoroti kelelahan pengguna terhadap konten AI yang kini membanjiri media sosial.
Langkah Meta ini juga dinilai sangat membingungkan dan kontradiktif. Di saat platform lain seperti YouTube tengah berupaya menindak konten AI berkualitas rendah, Meta justru meluncurkan feed khusus untuk itu. Padahal, awal tahun ini Meta sendiri menyatakan akan menangani konten “tidak orisinal” dan menyarankan kreator untuk fokus pada “penceritaan otentik”.
Peluncuran ini diyakini sebagai bagian dari upaya besar Meta untuk mengejar ketertinggalan dalam “perang AI” melawan para pesaingnya seperti OpenAI dan Google.
Bagi Anda sebagai pengguna media sosial, peluncuran Vibes ini menjadi sebuah sinyal penting tentang arah yang akan dituju oleh platform-platform besar. Terlepas dari reaksi negatif awal, ini menunjukkan bahwa konten yang sepenuhnya dihasilkan oleh AI akan semakin banyak mengisi linimasa Anda, mengaburkan batas antara kreativitas manusia dan mesin.
Pada akhirnya, respons dan tingkat penggunaan fitur seperti inilah yang akan menentukan apakah masa depan media sosial akan didominasi oleh interaksi antarmanusia yang otentik atau hiburan yang diciptakan oleh algoritma.