Tekno Drive – Gurah mesin atau engine carbon cleaning menjadi salah satu metode populer untuk membersihkan kerak karbon sisa pembakaran dan mengembalikan performa mesin. Namun, ada satu prosedur krusial yang wajib dilakukan setelahnya, yaitu mengganti oli mesin, agar tidak menimbulkan efek samping yang merugikan.
Menurut Nova, seorang mekanik dari bengkel mobil Aha Motor Yogyakarta, penggantian oli adalah langkah yang tidak bisa ditawar setelah proses gurah mesin selesai dilakukan.
Ia menjelaskan, saat proses gurah berlangsung, cairan kimia khusus akan disemprotkan ke dalam ruang bakar melalui lubang busi untuk merontokkan tumpukan karbon. “Saat itu, ada potensi cairan kimia dan kerak karbon yang sudah rontok mengalir turun lewat celah ring piston dan bercampur dengan oli di dalam bak mesin,” jelas Nova.
Campuran bahan kimia dan kotoran karbon ini akan menjadi kontaminan yang sangat berbahaya bagi oli. Jika oli yang sudah terkontaminasi ini tidak segera diganti, kualitasnya akan menurun drastis dan kemampuannya untuk melumasi komponen mesin akan berkurang.
Nova menegaskan bahwa dampak terburuk dari membiarkan oli yang terkontaminasi adalah terbentuknya endapan lumpur (sludge) di dalam mesin. “Salah satu dampaknya, oli lebih cepat kotor. Bila terus dibiarkan, kotoran akan terkalkulasi sehingga bisa menimbulkan lumpur,” ucapnya. Lumpur ini dapat menyumbat jalur pelumasan dan menyebabkan keausan fatal pada komponen-komponen vital mesin.
Informasi ini menjadi sebuah hal penting yang wajib Anda ketahui sebagai pemilik mobil. Saat Anda melakukan servis gurah mesin di bengkel, pastikan untuk proaktif bertanya kepada mekanik atau service advisor apakah prosedur tersebut sudah termasuk dalam satu paket dengan penggantian oli.
Jika tidak, Anda harus meminta agar oli dan filter oli diganti segera setelah proses gurah selesai. Langkah sederhana ini adalah investasi kecil untuk mencegah kerusakan mesin yang jauh lebih mahal di kemudian hari.